Jumat, 21 Februari 2014

1 PERTANYAAN 3 JAWABAN { Abu Nawas }

Abu Nawas sebenarnya adalah seorang ulama yang alim.
Tak begitu mengherankan jika Abu Nawas
mempunyai murid yang tidak sedikit.
Diantara sekian banyak muridnya,
ada satu orang yang hampir selalu menanyakan
mengapa Abu Nawas mengatakan begini dan begitu.
Suatu ketika ada tiga orang tamu bertanya kepada Abu Nawas
dengan pertanyaan yang sama.

Orang itu pertama mulai
bertanya, “Manakah yang lebih utama, orang yang mengerjakan
dosa2 besar atau orang yang mengerjakan dosa2
kecil?”

“Orang yang mengerjakan dosa2 kecil.”jawab Abu Nawas.

“Mengapa ?” kata orang pertama.

“Sebab lebih mudah diampuni oleh Tuhan.” kata Abu
Nawas.
Orang pertama puas karena ia memang yakin begitu.

Orang kedua bertanya dengan pertanyaan yang sama.

Seperti pertanyaan diatas .....

“Orang yang tidak mengerjakan keduanya”. Jawab
Abu Nawas. “Mengapa?” kata orang kedua.
“Dengan tidak mengerjakan keduanya, tentu tidak
memerlukan pengampunan dari Tuhan”. kata Abu
Nawas.

Orang kedua langsung bisa mencerna dan memahami
jawaban Abu Nawas tersebut. Orang ketiga pun bertanya dengan pertanyaan yang
sama seperti diatas. Abu Nawas lalu menjawab;
“Orang yang mengerjakan dosa2 besar”.

“Mengapa?” kata orang ketiga.
“Sebab pengampunan Allah kepada hambaNya
sebanding dengan besarnya dosa hamba itu”. jawab Abu Nawas.

Karena belum mengerti seorang murid Abu Nawas
bertanya.
“ Mengapa dengan pertanyaan yang sama bisa menghasilkan jawaban yang berbeda ?”.
“ Manusia itu dibagi tiga tingkatan.
~ Tingkatan mata,
~ tingkatan otak, dan
~ tingkatan hati”.

“Apakah tingkatan mata itu?” tanya murid Abu
Nawas. “ Anak kecil yang melihat bintang dilangit,
ia mengatakan bintang itu kecil
karena ia hanya menggunakan mata”.

“Apakah tingkatan otak?” tanya murid Abu Nawas.
“ Orang pandai yang melihat bintang,
ia mengatakan bintang itu besar karena ia memiliki pengetahuan.”
jawab Abu Nawas.

“Lalu apakah tingkatan hati itu?” tanya murid Abu Nawas.
“Orang pandai dan mengerti yang melihat bintang di langit.
Ia tetap mengatakan bintang itu kecil walaupun tahu bintang itu besar.

Karena bagi orang yang mengerti tidak ada sesuatu apapun yang besar,
melainkan dengan ke Maha Besaran Allah.

” kini murid Abu Nawas mulai mengerti mengapa
pertanyaan yang sama bisa menghasilkan jawaban
Yang berbeda.

Ia bertanya lagi.
“ Wahai guru, mungkinkah manusia bisa menipu Tuhan?”
“ Mungkin?” jawab Abu Nawas.
“Bagaimana caranya?” tanya murid Abu Nawas ingin tahu.
“ Dengan merayuNya melalui pujian dan doa.” kata Abu Nawas.

“Ajarkanlah doa itu padaku wahai guru.” pinta murid Abu Nawas.

“Doa itu adalah:
Ilahi lastu lil firdausi ahla, wala aqwa ‘alan naril jahimi,
fahabli taubatan waghfir dzunubi,
fa innaka ghafiruz dzanbil ‘azhimi.

Artinya : “Wahai Tuhanku,
aku ini tidak pantas menjadi penghuni surga,
tetapi aku tidak akan kuat terhadap panasnya api neraka.
Oleh sebab itu terimalah tobatku
serta ampunilah dosa-dosaku.
Karena sesungguhnya
Engkaulah Dzat yang mengampuni dosa-dosa besar.”

Demikianlah ....

0 komentar:

Posting Komentar